Re-Design Kawasan Kampus UNDIP Tembalang Semarang

Senin, 08 Agustus 2011
Lets Save Our Earth
Abstract
          In this era of globalization is the existence of more advanced technology and each country vying to advance they cities, in the fact these efforts will not be included with attention to environmentally sound development. To cause damage on earth. As we known along the earth's growing old and getting older, if the goods or the older man so he will no longer be able to function optimally as before. Likewise happens to our earth. To keep the earth functioning optimally as a residential living and resource provider, then we are as humans need to strive to keep our earth in order to remain sustainable. One of them by applying the concept of "Healthy City" in an area or region by changing the style of life in society to be more friendly to the environment. "Healthy City" is a concept or theory to bring the initiative to change the lifestyle of human beings through the improvement in all aspects, not only in physical aspects such as infrastrukutur, but also in social aspects, cultural aspects, and income percapita. To obtain the ultimate goal of healthy people who live in a healthy environment so indirectly preserve our beloved Mother Of Earth.

 


 

PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang
Perancangan kota pada dasarnya merupakan kegiatan untuk mengatur ruang kota agar aktifitas kehidupan manusia dan lingkungan alam disekitarnya berkembang secara harmonis dan bersifat lestari. Dua hal pokok yang menjadi azas pemanfaatan ruang di Indonesia yakni pertama, adanya tiga unsur penting dalam penataan ruang kota yaitu manusia beserta aktifitasnya, lingkungan alam sebagai tempat, dan pemanfaatan ruang oleh manusia di lingkungan tersebut. Ketiga unsur ini merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan dan berada dalam keseimbangan, sehingga aktifitas manusia dalam rangka pemenuhan kehidupannya harus memperhatikan kemampuan daya dukung lingkungannya yang berorientasi pada kehidupan yang berkelanjutan. Kedua, proses pemanfaatn ruang harus bersifat terbuka, efektif, pertisipatif agar terwujid ruang  yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan.
Kota sehat memiliki definisi yaitu suatu kondisi yang bersih, nyaman, aman, dan sehat untuk dihuni penduduk yang dicapai melalui terselenggaranya penerapan beberapa tatanan dan kegiatan yang terintegrasi yang disepakati oleh masyarakat dan pemerintah daerahnya, yang dalam hal ini menyangkut pemerintah propinsi dan pemerintah kabupaten atau kota. Sedangkan maksud tatanan disini adalah sasaran yang akan dicapai sesuai dengan potensi dan permasalahan pada masing-masing kawasan perancangan. Hal ini seperti yang tertuang dalam Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan nomor 34 tahun 2005 dan nomor 1138/Menkes/PB/VIII/2005 tentang Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat.
Kawasan Tembalang berdasarkan RDTRK masuk ke dalam BWK VI yang memiliki fungsi kawasan sebagai kawasan pendidikan. Keberadaan PKL liar menambah macet kawasan ini ditambah lagi pindahahnya kampus UNDIP Pleburan ke Tembalang pada akhir tahun 2010 juga mengakibatkan volume kendaraan menjadi meningkat. Intensitas kendaraan yang tinggi tidak diimbangi dengan keberadaan jalannya maka perlu adany Dalam pembuatan laporan ini bertujuan menciptakan kawasan sehat sebagai penanganan. Selain itu juga kendaraan yang banyak melintas di area pendidikan ini juga menambah kebisingan dan polusi sehingga suasana belajar dan mengajar kurang optimal.
Maka dari itu perlu adanya rancang ulang  (re-design) koridor Jalan Prof. Soedarto sebagai kawasan pendidikan sesuai dengan tata ruang dengan memperhatikan fungsi penunjang yang ada di sekitarnya sehingga permasalahan yang ada dapat diminimalkan dan memaksimalkan potensi kawasan yang ada dengan menerapkan teori-teori perancangan kota. Sehingga terpilih tema laporan yaitu “kawasan kampus bebas kendaraan bermotor untuk menciptakan aktifitas yang sehat “.

1.2        Tujuan dan Sasaran
Tujuan
Untuk merancang ulang (re-design) koridor Jalan Prof. Soedarto sebagai kawasan pendidikan sesuai dengan tata ruang dengan memperhatikan fungsi penunjang yang ada di sekitarnya sehingga permasalahan yang ada dapat diminimalkan dan memaksimalkan potensi kawasan yang ada dengan menerapkan teori-teori perancangan kota.

           Sasaran
Adapun sasaran yang ini dicapai dalam penyusunan laporan ini adalah:
a)         Mengidentifikasi karakteristik  wilayah studi.
b)        Merencanakan konsep koridor yang berkaitan dengan Healthy   Cities dengan menggunakan teori-teori perancangan kota.
c)           Mengidentifikasi ruas koridor Jalan Prof. Sudarto serta aktivitas yang ada di dalamnya.
d)           Menganilisis potensi dan kendala di wilayah amatan.
e)            Melakukan analisis aktifitas, analisis tapak dan analisis elemen rancang pada wilayah amatan.
f)      Mengidentifikasi citra kota, kriteria terukur dan kriteria tak terukur yang ada di wilayah perancangan.

1.3    Visi dan Misi Perancangan Koridor Prof. Sudarto Semarang
Visi
"Realization of a healthy human being both mentally and physically to improve the atmosphere comfortable and protect our Mother of Earth from extinction.”
 Misi
Misi dari konsep perancangan Koridor Jalana Prof Sudarto ini yaitu meliputi :
  • Meningkatkan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) yang bermutu, kreatif, inovatif yang  bertumpu pada nilai-nilai agama serta budaya sebagai sumber inspirasi dan motivasi. 
  • Meningkatakan kualitas pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan di segala aspek kehidupan.
  • Meningkatkan kaulitas profesional SDM (Sumber Daya Manusia) melalui pengoptimalisasian suasana belajar yang kondusif disertai lingkungan yang nyaman dan tenang 
  •  Meningkatkan kualitas dan integritas SDM (Sumber Daya Manusia) aparatur dalam mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance) demi terwujudnya suatu kebijakan yang mampu mengatur segala tindak tanduk masyarakatnya. 
  •  Meningkatkan kesehatan masyarakat melalui penerapan gaya hidup sehat.
       
1.4       Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang terdapat dalam laporan ini ada dua yaitu ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup materi: 
Ruang Lingkup Wilayah 
A. Ruang Lingkup Makro
Ruang lingkup makro dalam penyusunan laporan ini adalah Kecamatan Tembalang yang merupakan salah satu kecamatan yang terletak di Kota Semarang. Wilayah ini terletak pada ketinggian 350 dpl dan memiliki luas wilayah sebesar 3.871,765 Ha. Batas administrasi Kecamatan Tembalang adalah :
Utara        : Kecamatan Pedurungan dan Kecamatan Gayamsari
Timur        : Kabupaten Demak
Selatan     : Kabupaten Semarang
Barat        : Kecamatan Banyumanik dan Kecamatan Candisari
Kecamatan Tembalang termasuk ke dalam BWK VI Kota Semarang.Berdasarkan RTRW Kota Semarang tahun 2000-2010 fungsi kecamatan Tembalang adalah permukiman kepadatan rendah, sedang, penanganan lingkungan daerah lindung serta kawasan pendidikan.

B. Ruang Lingkup MIkro
Dari deliniasi wilayah studi yang telah diambil, maka ruang lingkup mikro dalam laporan ini adalah koridor ruas Jalan Ngesrep sampai dengan Jalan Prof. Sudarto yang menuju ke kampus UNDIP Kecamatan Tembalang.

Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi dalam laporan ini meliputi semua materi yang merupakan teori-teori rancang kota yang dijadikan dasar untuk menganalisis wilayah studi dalam penyusunan laporan. Teori tersebut meliputi Teori Healthy City, elemen perancangan kota, elemen citra kota, elemen estetika, keriteria dasar perancangan kota yang terdiri dari keriteria terukur dan tak terukur.

 ***


KONSEP
3.1     Justifikasi Pemilihan Tema
         Berikut ini adalah alasan atau justifikasi pemilihan tema “Kawasan Kampus Bebas Kendaraan Bermotor untuk Menciptakan Aktivitas yang Sehat"
a)Intensitas kendaraan yang melintas di koridor Jalan Prof. Sudarto cukup tinggi dimana seharusnya kawasan kampus memiliki suasana yang tenang mengingat adanya aktivitas belajar dan mengajar. Hal tersebut mulai terasa ketika kampus UNDIP Pleburan mulai pindah ke Tembalang sejak akhir tahun 2010 lalu. Selain itu juga menimbulkan kemacetan pada jam-jam sibuk. Kemacetan tersebut tidak heran mengganggu para pengguna jalan lainnya.

b)Tingginya volome kendaraan yang melintas terkadang juga berdampak pada rawannya terjadi kecelakaan karena para penggunanya yang memacu kendaraan cukup tinggi serta kurang mematuhi rambu-rambu lalu lintas.

c)Banyaknya kendaraan yang melintas juga berdampak pada tingkat polusi yang tinggi, dimana polusi tersebut menggangu bagi pernapasan sehingga kurang nyaman untuk berjalan kaki.

d)Struktur topografi pada wilayah perancangan yang berbukit-bukit dengan kelerengan sekitar 0-2% dan hanya sedikit area yang bertopografi datar berdampak mahasiswa maupun civitas akademik enggan untuk berjalan kaki. Ditambah lagi cuaca Kota Semarang pada umumnya dan Kecamatan Tembalang pada khususnya yang cukup panas. Serta keberadaan pedestrian ways yang kurang optimal, karena kurangnya vegetasi yang berfungsi sebagai peneduh dari terpaan sinar matahari dan street furniture untuk menarik para pengguna jalan untuk mau berjalan kaki.

e)Kurangnya kesadaran mahasiswa dan civitas kampus untuk menerapkan gaya hidup sehat.

f)Jaman sekarang masyarakat Indonesia sangat mudah untuk mengakses kendaraan pribadi ditambah lagi tingkat produktivitas untuk kendaraan pribadi juga tinggi akibatnya tidak heran jika tiap tahunnya keberadaan kendaraan pribadi yang banyak melintas di jalanan selalu meningkat. Hal tersebut berbanding terbalik dengan keberadaan lahan atau ruas-ruas jalan yang selalu statis.

g)Keberadaan PKL yang mendirikan lapak dagangannya di pinggir jalan sehingga memakan badan jalan dan berdampak pada timbulnya kemacetan.

3.2       Konsep Perancangan
Konsep perancangan pada kawasan pendidikan Tembalang bertujuan untuk mendorong para civitas akademika maupun mahasiswa UNDIP untuk bergerak. Konsep ini berhubungan dengan isu mengenai healthy cities. Dimana Healthy City ini yaitu suatu pendekatan untuk menciptakan inisiatif manusianya untuk melakukan upaya peningkatan kualitas di segala aspek baik itu dari segi lingkungan fisik, social, budaya, tingkat pendapatan hingga gaya hidup diupayakan secara optimal sehingga dapat menciptakan masyarakat serta kondisi atmosfernya yang sehat dari segi jasmani dan rohaninya.
Berikut adalah tahapan konsep perancangan kawasan UNDIP Tembalang, 

      Membentukan kebijakan mengenai penggunaan kendaraan bermotor
Dalam hal ini, akan ada suatu kebijakan atau peraturan dalam hal pembatasan pengguna kendaraan bermotor agar lebih beralih menggunakan sarana yang akan direncanakan seperti pedestrian ways dan bus kampus. Sehingga diharapkan orang untuk lebih bergerak tanpa harus menggunakan kendaraan bermotor yang sarat akan emisi gas buang yang mampu meningkatkan polusi. Selain itu juga penyusunan kebijakan untuk penyediaan ruang terbuka hijau atau RTH di tiap sudut kampus dan penambahan beberapa vegetasi peneduh serta penambahan komponen-komponen untuk pedestrian ways.

Pembangunan lahan parkir komunal untuk mahasiswa dan civitas akademika UNDIP lainnya.
Pembuatan suatu lahan parkir khusus bagi pemilik kendaraan bermotor yang letaknya belakang komplek kampus Teknik S1 UNDIP sebagai lokasi transit kendaraan pribadinya dan beralih untuk menggunakan sarana transportasi bus kampus yang sudah disediakan. Dalam hal ini, lebih memfokuskan untuk menciptakan suatu areal parkir yang cukup luas yang dapat menampung kendaraan bermotor yang banyak, sehingga mampu mengurangi kendaraan bermotor yang lalu lalang di areal kampus, dan orang akan condong untuk memarkirkan kendaraan pribadi mereka dan beralih menggunakan sarana transportasi public yang nyaman seperti yang akan direncanakan.
     
     Pengadaan bus kampus
Pengadaan sarana transportasi public yang nyaman untuk mendukung kampus yang bebas kendaraan bermotor. Dalam hal ini, akan direncanakan untuk melakukan pengadaan bus kampus yang nyaman dan aman dengan tarif yang tidak membebani untuk menarik perhatian orang beralih ke bus Kampus yang disediakan secara gratis. Trayek bus kampus ini adalah kawasan kampus undip dan sekitar perumahan yang berada di areal kampus UNDIP. Tujuan keberadaan bus kampus selain untuk memudahkan bagi mereka yang tidak memiliki kendaraan pribadi untuk mengakses areal kampus juga untuk menekan jumlah kendaraan bemotor yang ada. Konsep ini diambil ebrdasarkan best practise yang ada di Kampus Thammasat Thailand Bangkok, dimana mayoritas mahasiswanya lebih memilih untuk menggunakan bus yang telah disediakan oleh pihak swasta yang bekerja sama dengan pihak kampus dan disediakan secara gratis.

Pedestrian Ways
Pedestrian ways merupakan jalur yang disediakan bagi para pengguna jalan untuk berjalan kaki, yang akan dibangun sekitar kampus dan di sepanjang ruas-ruas jalan. Penambahan vegetasi peneduh di sepanjang pedestrian ways selain sebagai pelindung dari sinar matahari juga memberikan kenyamanan bagi para pengguna jalan dari sinar UV dan gas buang kendaraan yang melintas.
           
Pengadaan halte atau shelter
Halte atau shelter untuk bus kampus ini rencananya akan dibangun sebanyak 11 unit di sepanjang trayek area kampus UNDIP untuk memudahkan orang untuk menunggu bus tersebut,
        
3.3      Analisis Stakeholder yang Berperan dalam Perancangan Koridor Prof. Sudarto
                3.3.1.    Logframe
Logframe dapat digunakan untuk membantu perencanaan konsep secara lebih mendetail baik itu dalam bentuk program maupun proyek. Alat ini digunakan mulai dari awal identifikasi potensi masalah hingga masukan-masukan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek. Diharapkan dengan logframe ini dapat memudahkan dalam pembentukan program maupun proyek hingga pelaksanaannya, dalam hal ini konsep yang digunakan adalah Kawasan Bebas Kendaraan Bermotor untuk menciptakan aktifitas yang sehat dengan sasaran civitas akademika UNDIP. 
Goal yang ingin dicapai adalah Berkurangnya kendaraan bermotor sehingga dapat mengurangi emisi serta banyak masyarakat yang lebih memilih berjalan kaki, melalui penyediaan public transport seperti bis kampus dapat mengurangi jumlah pengguna kendaraan bermotor. Penambahan tanaman hijau dan perbaikan pedestrian akan membuat civitas akademika UNDIP lebih senang berjalan kaki
Outcomes Mendorong mahasisa untuk aktif bergerak melalui Penambahan vegetasi peneduh akan membuat civitas akademika UNDIP lebih memilih untuk berjalan kaki. Penyediaan transportasi umum seperti bus kampus membuat civitas akademika UNDIP untuk lebih mudah menjangkau area kampus.
Output yaitu Penyediaan Bus Kampus Pengadaan Halte,  Pembentukan Kebijakan tertulis  Mengenai Kendaraan Bermotor, Menambah Rute Kendaraan Umum seperti angkutan dan bus, serta Pembangunan gedung parker komunal di setiap univeristas. Dengan penyediaan bus kampus dan halte civitas akademika UNDIP akan lebih dapat menjangkau kawasan sekitar kampus. Dengan adanya kebijakan dari UNDIP maka kemungkinan besar program ini berjalan besar. Perubahan rute angkutan umum seperti angkot akan membuat civitas akademika UNDIP akan lebih memilih menggunakan bus kampus dank arena angkutan memiliki jangkauan yang diperluas maka mahasiswa akan lebih dipermudah transportasinya. Pembangunan gedung parkir yang aman dan nyaman akan membuat civitas akademika UNDIP merasa tenang meninggalkan motor mereka.
Inputnya yaitu Stakeholder terkait terutama Civitas Akademika UNDIP, masyarakat Tembalang, dan pemegang proyek penyediaan bus kampus dan sarana prasarananya, serta para petinggi kampu. Adanya dukungan secara financial serta pengaturan lahan untuk bus, lahan parkir, dan halte. Dimana -     Lahan halted an parkir yang luas akan menambah kenyamanan dan keamanan para civitas akademika. Perlunya ada koordinasi dengan seluruh stakeholder termasuk mahasiswa dan masyarakat sekitar yang baik akan membantu keberhasilan program serta faktor financial yang tercukupi akan membantu keberhasilan program.

             3.3.2. Linear responsibility
Linear responsibility merupakan tabel analisis yang menjabarkan mengenai keterkaitan antar stakeholder dalam pelaksanaan kegiatan sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pembagian tugas. Sehingga secara teknis lapangan tetap dapat terkoordinasi dengan baik. Stakeholder ini terbagi menjadi tia pelaku yaitu pemerintah yang terdiri dari UNDIP dan Pemerintah Kota Semarang; Masyarakat yang terdiri dari tokoh akademika dan masyarakat lokal itu sendiri serta pihak ketiga yaitu swasta yang diwakili oleh kontraktor. Dengan kepentingan terbesar ada pada pihak Universitas Diponegoro (UNDIP) selaku pemegang kekuasaan tertinggi, pemerintah Kota Semarang berperan sebagai pihak yang menyusun kebijakan demi terlaksananya konsep ini serta berperan sebagai konsultan proyek. peran yang terakhir yaitu kontraktor sebagai pelaksana proyek dibawah wewenang UNDIP.
Ketiga pelaku atau stakeholder ini wajib bekerjasama secara baik dan terorganisir dengan tujuan nantinya proyek dapat berjalan dengan lancar tanpa merugikan pihak manapun serta adanya pembagian tugas yang jelas. Pembagian tugas ini bertujuan agar tidak ada tumpang tindih tanggung jawab antara stakeholder yang satu dan lainnya.



-DANKE-

0 komentar:

Posting Komentar